Bali, Suaradjogja.co --. Tidak terasa, besok negeri kita tercinta Indonesia berusia 79 tahun. Seperti pepatah ketika seseorang berkenalan, kerap diucapkan pepatah ini; tak kenal maka tak sayang. Kalau dikonteskan dengan makna peringatan hari kemerdekaan bangsa kita tahun ini, maka sudah selayaknya kita mengenal lebih dalam bangsa kita agar kita lebih sayang kepada bangsa ini.
Selayaknya kita mesti menyadari, dan merenungkan; jika kita mengenal negeri kita tercinta Indonesia, apa yang harus kita perbuat untuk menyayangi bangsa ini? Mari jawab di hati masing-masing, dan wujudkan dalam karya, sesuai dengan talenta yang diberikan oleh Sang Pemberi Talenta.
Tebarlah damai di antara sesama warga, jauhkan sikap iri dan dengki sesama anak bangsa, jauhi sikap keangkuhan dan keegosian, karena itu bukan sifat-sifat warisan budaya nenek moyang bangsa kita, jauhi kepentingan hanya untuk golongan, tapi kedepankanlah sikap untuk kepentingan orang banyak.
Jika selama ini ada yang “memberontak” terhadap negeri ini, itu karena ibarat anak salah asuhan, kehilangan pengasuh, pembimbing dan penuntun. Maka jika kita mengenal bangsa ini, maka kenalilah mereka, lalu sayangi mereka, karena mereka bagian dari bangsa ini. Berikan mereka ruang kemerdekaan, waktu kemerdekaan, ekspresi kemerdekaan, karena kemerdekaan adalah hak setiap individu/orang, kecuali bagi mereka yang menggunakan kemerdekaan dengan cara-cara tidak etis dan merugikan orang lain.
Ketika republik ini berusia 79 tahun, dari sumber yang penulis baca, ada referensi bahwa; jika diibaratkan usia manusia, maka penglihatan dan pendengaran kemungkinan ada penurunan kemampuan untuk melihat dan mendengar. Mungkin memerlukan kacamata atau alat bantu dengar. Dalam konteks ini, siapa yang harus mempertahankan tajamnya penglihatan, pendengaran di bangsa ini, agar kita tidak dijerumuskan oleh bangsa lain. Jawabannya tiada lain, bahwa yang harus mempertahankan tajamnya penglihatan dan pendengaran bangsa ini adalah generasi mudanya. Peristiwa yang terkait usia ini, benar-benar penulis alami, karena orang tua yang berusia lebih dari 80 tahun. Kami sampai habis akal untuk menyembuhkan penglihatan atau mata orang tua kami, karena memang faktor usia. Akhirnya dokter berkata, bahwa syukur bapak masih sehat, nafsu makan bagus, mengenai mata bapak, itu memang karena faktor usia.
Karenanya, berikan generasi peran yang lebih dmoninan, jangan dikekang dengan dalih bahwa kita yang tua masih mampu, karena alasan masih berjiwa muda, Sudahlah !! kita harus mau diingatkan oleh syair lagu Iwan Fals yang tertulis ; Pak Tua Sudahlah, engkau sudah terlihat tua sudahlah, kami mampu untuk bekerja.
Dirgahayu ke-79 Indonesiaku tercinta, kami berjanji akan mengenalmu lebih dalam dan menyayangi hingga akhir hayat kami.
Bali, 16 Agustus 2024
Oleh:
I Nengah Rata Artana, S.Sn., M.Sn., Sekretaris Media Independen Online Indonesia (MIO) Provinsi Bali dan Akademisi.
(Redaksi)
0 Komentar